Shock The World

Merek jam tangan tangguh Jepang ini siap mengguncang dunia dengan inovasi tanpa henti dari sang pendiri merek bersama teamnya

Kikuo Ibe

Pendiri G-Shock

 

Kikuo Ibe hadir di Bali, Indonesia bersama para petinggi G-Shock lainnya untuk merayakan puncak acara Ulang Tahun ke-40 G-Shock dalam tema “Shock The World” Asia Tenggara. Kami pun bertemu dan berbincang singkat dengan Bapak dan Pendiri (The Father and Founder) merek jam tangan tahan banting asal Jepang tersebut di acara konferensi pers yang digelar di Potato Head, Seminyak, Bali pada 2 Desember lalu. Ada yang sangat menarik untuk disimak dari kampanye terbaru merek jam G-Shock (singkatan dari Gravitational Shock) yang menceritakan perjalanan panjang sang pencipta jam tangan ini, dari awal hingga ia berhasil meraih sukses.

Video singkat yang ditayangkan di hadapan perwakilan media dan para tamu VIP dari berbagai negara itu menggambarkan saat sang penggagas, perancang dan pembuat jam tangan G-Shock ini bertemu dengan dirinya yang lebih muda 40 tahun yang lalu, di mana ia nyaris putus asa saat merancang jam yang tahan banting, namun tanpa henti berupaya menciptakan G-Shock meskipun berulang kali mengalami kegagalan. Dalam perjalanan menyentuh hati bertajuk ‘Dear Younger Me’ itu, ia ingin menginspirasi generasi muda yang menghadapi tantangan dengan pesannya tentang “Ketangguhan itu menerima kegagalan.”

Awal karirnya di Casio dimulai saat ia ditugaskan di Departemen Desain dan terlibat dalam pengembangan konstruksi jam tangan digital. Di tahun 1981, ia mengusulkan jam tangan kokoh yang tidak akan pecah meskipun terjatuh dan mulai mengembangkan konstruksi tahan guncangan, baru berhasil di tahun 1983, setelah dua tahun kerja keras dan ratusan kali percobaan dan gagal. Ide tersebut muncul saat pria kelahiran 15 November 1952 itu mendapat hadiah jam tangan dari orangtuanya saat lulus SMA.

Namun saat ia mengenakannya dan tak sengaja bertabrakan dengan seseorang di jalan, jam tangan itu pun lepas dan hancur berantakan. Sejak saat itu ia bertekad ingin menciptakan jam tangan yang kuat dan tahan banting. G-Shock sendiri adalah merek jam tangan yang diproduksi oleh perusahaan elektronik Jepang Casio, yang dirancang untuk tahan terhadap tekanan mekanis, guncangan dan getaran, dan dibanding dengan Casio, jam tangan ini memiliki lebih banyak bobot dan ketangguhan di pergelangan tangan pemakainya.

Dalam video yang ditayangkan, ia mengaku, “Pada waktu itu, jam memang dianggap sewajarnya mudah pecah jika terjatuh. Karenanya ide saya untuk membuat jam tahan banting adalah gagasan yang tidak lazim. Karenanya saya harus mulainya dari nol, karena tidak ada contoh yang ada.” Ibe telah mencoba berbagai struktur, bentuk, hingga bahan dan nyaris menyerah, namun suatu hari saat ia berjalan di sebuah taman bermain, dia mengamati anak-anak yang bermain bola, baru lah ia menyadari bahwa guncangan tidak mempengaruhi bagian tengah bola karet seperti bagian luarnya. Ia pun meniru struktur yang membuat bagian dalam jam tidak mendapat guncangan saat terjatuh, dan berhasil meluncurkan jam tangan G-Shock pertamanya di tahun 1983.

Tahun ini G-Shock merilis jam tangan yang akan diburu para kolektor karena merupakan jam tangan G-Shock termahal yang pernah dibuat, dengan nama G-D001. Ini adalah kedua kalinya G-Shock merilis jam tangan yang disebut “Dream Project”. Yang pertama adalah Dream Project #1, G-D5000-9JR, berbentuk persegi dengan bahan emas kuning 18K yang dibuat terbatas 35 unit untuk ulang tahunnya yang ke-35, dan jam tangan tersebut harganya Rp 1 Miliar lebih.

Sedangkan Dream Project #2 tahun 2023 ini juga terbuat dari emas kuning 18K, namun hanya dibuat satu buah saja, dan tampilannya tidak seperti G-Shock lainnya, jam tangan ini dibuat hasil kolaborasi antara tim R&D Casio dan bantuan AI. Jam tangan multifungsi bertenaga surya ini berdiameter 45,1mm, tahan guncangan, dan unik dengan tampilan analog dan penunjuk waktu presisi yang dikontrol radio. Hanya dibuat satu-satunya dan baru saja dilelang di Balai Lelang Phillips di New York pada 9 Desember lalu, Casio #2 in berhasil mencapai angka USD 400,000 (sekitar IDR 6,188 milyar), sebuah rekor dunia untuk jam tangan Casio yang pernah ada, dan 100% hasil penjualan jam tangan ini akan disumbangkan ke The Nature Conservancy (TNC) di AS.

Di akhir presentasinya, ia mengajak tamu undangan untuk membuktikan ketangguhan G-Shock dengan melemparkan jam itu sekeras-kerasnya ke sebuah papan bulat di panggung, hingga jam itu terpental dan menimbulkan suara keras. Ia memungutnya dari lantai dan memeriksanya sembari tersenyum, menunjukkannya pada kami sembari berujar, “Still working!” (jam tersebut masih bekerja dengan baik). Ia juga melepas jam yang dikenakannya dan sembari setengah meloncat, ia mengayunkan jam itu dan melemparnya dengan kencang ke bilah papan bulat di depannya, lalu memungutnya dan tertawa lepas sembari berujar, “Lihat, ini masih bekerja!” dan kami pun keluar dari ruangan dengan senyum yang sama, sembari bersiap untuk berpesta pada malam harinya.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap