The Art of Watchmaking

Buku yang mengupas tuntas setiap segi dari atelier mewah ini, dari pendirian hingga masa depan, manufaktur hingga mesin jam canggihnya

Bagi kolektor jam tangan mewah, nama De Bethune dengan desain avant-garde dan khasnya itu pasti sudah tidak asing lagi, dan desain itulah yang membedakan mereka dengan merek jam tangan lain. De Bethune yang didirikan pada tahun 2002 oleh Denis Flageollet dan David Zanetta ini telah sukses menjadi salah satu pembuat jam tangan yang paling dikagumi, meskipun penggemar jam tangan harus sabar menunggu produksinya yang sangat terbatas, hanya sekitar 150-250 jam tangan per tahun. Dan karena ingin mempertahankan tingkat keunggulan dan kualitasnya, produksi tahunan De Bethune tetap sangat rendah, dengan kisaran harga antara USD $45.000 hingga USD $300.000 (sekitar IDR 707 juta – IDR 4,7 milyar). Dengan menjaga ukuran koleksinya tetap stabil, perusahaan yang berbasis di Swiss ini memiliki ruang untuk membuat jam tangan yang paling canggih dan inovatif serta menjaga hubungan yang sangat intim dengan pelanggannya.

Dan untuk menandai hari jadinya yang ke-20, merek jam tangan independen ini merefleksikan perjalanannya dan mendokumentasikan kisah pembuatan jamnya dalam buku setebal 220 halaman, yang berjudul De Bethune: The Art Of Watchmaking (Seni Pembuatan Jam), dan akan dirilis pada bulan Januari 2023. Buku ini ditulis oleh Arthur Touchot, International Head of Digital Strategy & Watches di Phillips dan anggota Akademi Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG), dengan kata pengantar dari pendiri majalah Revolution yang juga kolektor jam, Wei Koh.

Kontribusi tambahan datang dari CEO De Bethune Pierre Jacques serta para raksasa dan penggemar industri jam tangan seperti Jean Arnault, Aurel Bacs, Swizz Beatz, Jean-Claude Biver, Michael Strahan, dan banyak lagi. Buku ini sangat menarik, dan meskipun berakar pada pembuatan jam klasik, jam tangan De Bethune berhasil memasukkan sentuhan futuristik yang menghasilkan desain orisinal dan menarik, seperti casing khas yang mengingatkan kita pada bentuk pesawat luar angkasa bersama dengan bridge ramping berbentuk delta.

Dan selalu ada inovasi dalam hal material, dari sang ahli metalurgi otodidak, Denis Flageollet, seperti bahan titanium berwarna dan dipoles karena memberikan sentuhan sci-fi pada jam tangan yang tidak dapat dilakukan oleh bahan tradisional, sangat penting sehingga ada buku teknis yang khusus didedikasikan untuk pengerjaan logam dan ditulis oleh Flageollet. Tujuan Flageollet adalah untuk mencapai kesempurnaan kronometrik yang mulia dan sulit. Hanya dalam dua puluh tahun, perusahaan ini telah meluncurkan tiga puluh mesin jam buatan in-house dengan cara yang paling mengejutkan, menekankan pada kesederhanaan mekanis dan berkonsentrasi pada dasar-dasar pembuatan jam tangan tradisional.

Mengikuti prinsip ini, De Bethune telah membangun koleksi karya dengan desain yang dapat diperpanjang yang mampu berkembang dari waktu ke waktu melalui inovasi dan penelitian merek terhadap bahan-bahan baru. Ketika ditanya apa yang akan diambil oleh kolektor arloji di abad mendatang dari zaman keemasan ketepatan waktu ini, Anda dapat mengatakan dengan pasti bahwa mereka akan mengenali Denis Flageollet sebagai salah satu pemikir horologis terbesar sepanjang masa. Memiliki jam tangan De Bethune berarti memiliki objek yang memiliki makna totemik dan sejarah yang bertahan lama.

 

Judul: De Bethune: The Art of Watchmaking
Teks: Arthur Touchot
Hardcover dalam slipcase mewah: 28 x 35,5 cm / 220 halaman / lebih dari 100 ilustrasi
ISBN: 9781649801555
Harga: USD $195 (sekitar IDR 3 juta) / Rilis: Januari 2023
Pre-order melalui situs resmi Assouline: www.assouline.com

Share via
Copy link
Powered by Social Snap