Musical Illumination
Perjalanan musikal sang maestro Ananda Sukarlan, dan suara denting iluminasi Anugerah Kehormatan Tertinggi dari Spanyol
Sebuah peristiwa penting menghiasi dunia musik Indonesia pada pertengahan November lalu, saat pianis dan komposer terkemuka dari Indonesia, Ananda Sukarlan, dianugerahi Ordo Kerajaan Isabella Katolik (Real Orden de Isabel la Católica) oleh Kerajaan Spanyol. Penghargaan prestisius ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa Ananda Sukarlan bagi Tanah Air dan upayanya dalam memperkuat hubungan antarbangsa. Kini, nama Ananda Sukarlan terpahat sebagai warga Indonesia pertama yang meraih medali berharga ini.
Ordo memiliki keistimewaan di mana Raja Spanyol menjadi Grand Master, sementara Grand Chancellor adalah Menteri Luar Negeri. Ordo Isabel la Católica dibentuk pada tahun 1815 oleh Raja Ferdinand VII sebagai penghormatan kepada Ratu Isabella I, dan sebagai wujud pengakuan terhadap jasa terhadap tanah air, Ordo Isabel la Católica dianggap sebagai penghargaan sipil tertinggi yang diberikan oleh Kerajaan Spanyol.
Selain penghargaan tersebut, Ananda juga memperoleh gelar ksatria “Cavaliere Ordine della Stella d’Italia” dari Presiden Sergio Mattarella pada tahun 2020. Ini menambah daftar prestasi panjang sang maestro, seorang seniman Indonesia pertama yang diundang oleh Portugal setelah terjalinnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Portugal pada tahun 2000.
Ia juga meraih berbagai penghargaan non-pemerintah, termasuk Prix Nadia Boulanger di Orleans, Prancis. Namanya juga termasuk dalam buku “Heroes Amongst Us” karya Dr. Amit Nagpal yang diterbitkan di India. Ananda terpilih sebagai salah satu dari 100 “Tokoh Paling Berpengaruh di Asia” dalam dunia seni pada tahun 2020 oleh Tatler Asia Magazine.
Seremoni penghargaan diselenggarakan di Jimbaran Hall, Gran Melia Hotel, Jakarta oleh Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Bapak Francisco Aguilera Aranda, menandai persahabatan yang erat antara Indonesia dan Spanyol melalui seni dan musik.
Dalam pidato penerimaan penghargaan, Ananda dengan rendah hati menyampaikan, “Saya adalah seorang seniman, dan saya hanya melakukan pekerjaan saya untuk menyajikan keindahan dan kedamaian melalui musik. Indonesia adalah tanah kelahiran saya dan Spanyol telah membesarkan dan merawat saya sejak saya lulus dari Belanda, sehingga wajar jika saya berterima kasih kepada kedua negara ini.
Jika saya dihormati dengan pengakuan sebesar ini, itu adalah bonus yang luar biasa.” Ia juga berterima kasih kepada banyak tokoh penting dalam hidupnya, termasuk mantan Presiden Indonesia B.J. Habibie dan Abdurrachman Wahid (Gus Dur), yang sebelumnya sempat terlibat berkolaborasi dengannya. Kolaborasi mereka, terutama dengan B.J. Habibie, menjadi sebuah perjalanan musikal yang tak terlupakan. Ananda Sukarlan dan B.J. Habibie terlibat dalam proyek bersama yang menggabungkan kecintaan mereka pada seni dan inovasi. Melalui kolaborasi ini, mereka menciptakan harmoni yang luar biasa antara musik dan tekhnologi, mencerminkan visi dan semangat untuk menggabungkan dua dunia yang mungkin terasa sangat berbeda pada pandangan pertama.
Akhir tahun ini ia mengerjakan dua proyek terbaru, di mana Sony Classical akan merilis karyanya yang terbaru, “The Springs of Vincent,” terinspirasi dari lukisan-lukisan Vincent Van Gogh yang akan dibawakan oleh pemain flut Eduard Sanchez. Di Indonesia, film dokumenter “Rainha Boki Raja” juga akan diluncurkan. Soundtrack film tersebut adalah karya Ananda Sukarlan yang akan dinarasikan oleh aktris terkenal Christine Hakim (yang juga, seperti Ananda Sukarlan, pernah menerima gelar kehormatan dari dua negara: Order of the Rising Sun dari Jepang dan Ordre des Arts et des Lettres dari Prancis), sementara narasinya oleh Linda Christanty berdasarkan buku karya Prof. Dr. Toeti Heraty Roosseno. Pada awal Desember ini ia juga mengadakan Konser Amal Natal di Mitra Hadiprana, Jakarta, dan bukan sekadar perhelatan musik, tetapi sebuah peristiwa penting dalam kancah musik klasik Indonesia.
Dengan lebih dari 100 penonton, konser ini menampilkan Shelomita Amory dan Aghisna Indah Mawarni, pemenang Ananda Sukarlan Award 2023, yang menunjukkan bakat luar biasa mereka di dunia musik. Tak hanya sebagai ajang penghargaan bagi musisi muda berbakat, konser ini juga bertujuan filantropis. Diinisiasi oleh Daniel Zoet bersama istrinya, Rinawati Prihatiningsih, seorang pengusaha wanita dan Co-Chair G20 EMPOWER, konser ini bertujuan untuk menggalang dukungan bagi generasi penerus musik klasik Indonesia. Mereka berharap konser ini menjadi perayaan bakat musik klasik dan mengumpulkan dukungan finansial untuk Ananda Sukarlan Award tahun depan, memastikan berlanjutnya dukungan terhadap bakat-bakat musisi muda Indonesia.
Ananda menampilkan kemampuan yang memukau dengan membawakan empat karya piano solo, termasuk variasi dari lagu Natal populer dan karya-karya yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia, seperti Rapsodia Nusantara no. 39 dan Variasi dari lagu “Kasih Ibu.” ‘Pandemic Poems,’ sebagai sorotan utama, memperlihatkan bagaimana musik dapat menjadi bahasa universal, mengangkat puisi menjadi sesuatu yang sublim melalui musik. Melalui karyanya, Ananda mengungkapkan perbedaan emosi yang terkandung dalam puisi, seperti sarkasme Hilmi Faiq dibandingkan dengan nada jenaka Riri Satria, yang semuanya diinterpretasikan melalui musik.
Semua ini menggambarkan pencapaian luar biasa seorang Ananda Sukarlan, dengan berbagai pengakuan internasional yang diterimanya, dan dedikasinya yang tak henti dalam menyebarkan keindahan dan kedamaian melalui musik. Melalui karyanya, Ananda Sukarlan menjadi salah satu duta seni Indonesia yang berhasil menembus pasar global. Selamat, Maestro!
Penulis: Billy Saputra
Foto-foto: Rendy Kairupan