Beyond Brando

Peluncuran seri jam tangan “anti-Brando” hasil kolaborasi antara Lima Watch dan Seconde/seconde/

Perjalanan kolaborasi antara Herman, pendiri Lima Watch, dan tim Seconde/seconde/ adalah kisah tentang kesabaran, kekaguman, dan waktu. Awal November 2022, Herman menyampaikan pesan penuh semangat: “Hai Seconde/seconde/ team! Nama saya Herman (Pendiri Lima Watch), dan saya adalah penggemar berat karya Anda!” Mungkin pada saat kontak awal ini dilontarkan, keduanya belum mengira bahwa hal tersebut nantinya menjadi landasan kemitraan di masa depan. Waiting game-nya adalah, perlu waktu berbulan-bulan sebelum potensi ini dapat direalisasikan.

Hingga baru pada bulan September 2023, di lokasi menawan sebuah restoran Jepang di distrik Marais, Paris, jalan keduanya akhirnya selaras. Di sana, di tengah latar belakang budaya dan antisipasi akan apa yang akan terjadi, Herman dan tim Seconde/seconde/ bisa bertemu langsung. Dengan jabat tangan yang melambangkan rasa saling menghormati dan keinginan untuk berkolaborasi, mereka mengucapkan kata-kata “ayo kita lakukan!”—sebuah ungkapan sederhana yang menandai dimulainya usaha menarik antara Lima Watch dan Seconde/seconde/.

Pertemuan antara Herman dan Romaric, sosok kreatif di balik Seconde/seconde/, adalah sebuah diskusi yang tidak hanya membahas lebih dari seputar bisnis, namun juga berkembang menjadi pengalaman yang menstimulasi secara intelektual. Dari perspektif Herman, Romaric yang dicirikan oleh kepribadiannya yang beragam, memadukan pikiran analitis seorang ahli strategi bisnis berpengalaman dengan jiwa seorang seniman sejati. Antusiasmenya terhadap kerajinannya, ditambah dengan pemahaman mendalam tentang jam tangan, desain, dan seluk-beluk menjalankan perusahaan yang sukses, membuat Herman sangat terkesan.

Keahlian Romaric dalam bidang desain bukanlah hasil dari pelatihan formal melainkan bukti bakat alami dan hasratnya terhadap bidang tersebut. Keahlian otodidak dalam memadukan fungsionalitas dengan estetika, dengan latar belakang landasan bisnis yang kokoh, membuat Herman merenungkan makna kejeniusan yang sebenarnya. Di Romaric, ia tidak hanya melihat seorang wirausaha yang terampil namun juga seorang visioner yang dengan mulus menjembatani kesenjangan antara seni dan perdagangan, menantang jalur konvensional menuju kesuksesan di dunia desain.

Sebuah cerita menarik mengenai perjalanan kolaborasi Romaric dengan merek-merek ikonis seperti Nivada Grenchen, Timex, dan proyek hit terbarunya dengan Spinnaker, menempatkannya di puncak inovasi horologi. Rekam jejak ini dapat dengan mudah menutupi bakat-bakat baru, membuat Herman merasa agak gentar dengan pencapaian Romaric. Namun, fokus Romaric bukan pada kesuksesan finansial melainkan pada apresiasi tulus terhadap merek Lima Watch besutan Herman, dan keyakinan akan sinergi antara filosofi desain mereka.

Kepastiannya mengubah dinamika tersebut, dengan menekankan nilai saling menghormati dan visi bersama mengenai keuntungan moneter. Perspektif ini tidak hanya mengangkat semangat Herman tetapi juga menyoroti esensi kolaborasi mereka: perpaduan semangat dan kreativitas yang melampaui ukuran kesuksesan konvensional.

Selama diskusi mendalam mereka tentang potensi Lima Meca Revolt, khususnya fitur unik berupa bezel yang dapat diganti-ganti, Herman dan Romaric mengeksplorasi ide-ide inovatif. Romaric, terinspirasi oleh GMT Rolex Ref. No.: 1675, yang terkenal dikenakan oleh Marlon Brando dalam “Apocalypse Now” yang belum lama ini dilelang seharga USD 5 juta, menyarankan pendekatan inovatif. Daripada meniru tampilan ikonis dan tanpa bingkai yang menjadi ciri khas jam tangan Brando, Romaric membayangkan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia mengusulkan pembuatan jam tangan “anti-Brando”, sebuah konsep yang sengaja dikontraskan dengan gagasan melepas bezel. Dengan menekankan kehadiran bezel, Romaric bertujuan untuk menantang norma dan mendorong pengguna untuk merayakan keunikan penambahan bezel, memanfaatkan gagasan bahwa bezel berbeda dari Marlon Brando. Ide ini menandai perubahan dari sekadar meniru karya sejarah, mengarahkan kolaborasi mereka menuju penemuan sesuatu yang benar-benar orisinal dan belum teruji, mencerminkan langkah berani menjauh dari tradisi dan memasuki ranah desain inovatif.

Meca Revolt “U no Brando”, yang lahir dari kolaborasi antara Herman dan Romaric, menampilkan sentuhan unik pada desain jam tangan tradisional. Dengan slogan, “If you ain’t Marlon, put the damn bezel on!” terukir di sekeliling casing, secara bercanda menarik perhatian lewat bezel jam, membedakan jam tangan ini dengan perpaduan antara kesan pemberontakan dan kesan penghormatan.

Desain Herman memperkenalkan pelat jam hitam yang terinspirasi aksen vintage dengan cincin luar berwarna putih, logo Lima yang diubah posisinya untuk sentuhan klasik, dan penanda dalam warna oranye labu yang mencolok agar serasi dengan komponen berlapis bahan lume di indikator penampang.

Bagian belakang jam tangan memiliki tulisan “Seconde/seconde/ edition”, yang sengaja diukir dengan gaya kasar, dan dilengkapi dengan dua bezel yang dapat diganti untuk penyesuaian. Koleksi terbatas sebanyak 30 buah ini mewakili usaha berani dalam pembuatan jam tangan, menggabungkan nostalgia dengan inovasi. Antusiasme Herman terhadap proyek ini menyoroti pentingnya proyek ini sebagai sorotan di tahun 2023.

Penulis: Billy Saputra

Share via
Copy link
Powered by Social Snap