PAUL KIM O’CLOCK

Menyaksikan lintas waktu dan ruang dari kemampuan musikalitas Paul Kim yang menyentuh hari para pendengarnya, lewat konser bertajuk Sincerely yours

Dari lanskap industri musik Kpop yang terus menyelimuti secara global, nama Paul Kim bersinar menjadi salah satu penyanyi sekaligus penulis lagu yang tergolong autentik di generasinya.

Setelah debutnya pada tahun 2014 melalui single “Would You Like a Cup of Coffee,” ia berhasil mengukuhkan identitasnya sebagai sosok penyanyi dengan suara merdu yang melantunkan lirik dengan resonansi rasa yang mendalam.

Kemerduan suaranya ia kemas kembali lewat lagu-lagu seperti, “Me After You”, dan “Every Day, Every Moment,” yang membawanya menempati puncak tangga lagu. Melalui setiap nada dan bait, Paul Kim merekam waktu dan menyusun kenangan yang ia bawa lebih dekat ke Jakarta untuk pertama kalinya.

Kedatangan Paul Kim ke Jakarta terwujud melalui konser bertajuk Sincerely yours, yang digelar pada 19 April 2025 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, melalui promotor resmi untuk konsernya di Indonesia, yaitu Blend Company (blendcompany@blend-co.com).

Konser ini menjadi bagian dari perayaan sepuluh tahun perjalanan musiknya, sekaligus menandai momen istimewa di mana suara dan kisah yang telah mengukir kesan di hati banyak pendengar hadir lebih dekat ke hadapan para penggemar. Dengan kapasitas venue yang terbatas dan antusiasme yang begitu tinggi, konser ini berhasil menjadi salah satu pertunjukan paling berkesan di awal tahun.

Di balik kesuksesan panggungnya malam itu, Paul Kim membagikan pemikiran yang lebih personal mengenai makna waktu, sebuah tema yang secara bergulir membentuk perjalanan karier dan hidupnya.

Dalam wawancara singkat bersama Collector’s Guide-Watches Indonesia, ia mengungkapkan, “Waktu berjalan begitu cepat sampai kadang saya sendiri tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar saya. Namun seiring waktu, saya sadar betapa pentingnya menghargai setiap menit yang ada.”

Bagi Paul Kim, ia mengumpamakan waktu bukan sesuatu yang lewat begitu saja, melainkan sesuatu yang perlu dirasakan, dinikmati, dan disyukuri. Layaknya menikmati hidangan favorit yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga mampu meninggalkan kenangan rasa.

Selain berbicara tentang waktu, Paul Kim juga berbagi cerita tentang ketertarikannya pada dunia jam tangan, sebuah minat yang berkembang seiring perubahan fase dalam hidupnya. Ia mengaku menyukai desain Audemars Piguet yang terlihat elegan, mewah namun tetap sporty.

“Sejak menikah, saya mulai lebih tertarik dengan jam tangan,” ujarnya sambil tersenyum. Ia berseloroh bahwa kini, setiap keinginan untuk membeli sesuatu harus melewati “proses persetujuan” berdua, sebuah ritual kecil yang ia ceritakan dengan sedikit bercanda. Dalam memilih jam tangan, Paul Kim cenderung menyukai desain yang versatile, cocok untuk suasana formal maupun kasual.

Baginya, ketertarikan terhadap jam tangan tak hanya soal estetika, tetapi juga tentang kisah sentimental di baliknya, sehingga ketika mengenakannya dalam sehari-hari dapat mengingatkan pada momen signifikan yang dibawanya.

Dalam kesehariannya, Paul Kim kerap memilih memakai jam tangan yang sederhana namun penuh makna. “Dulu saya sempat mengenakan jam tangan pintar, tapi akhirnya saya merasa lebih nyaman dengan jam tangan biasa,” ungkapnya.

Kami sempat bertanya, bagaimana jika diberi kesempatan untuk merancang jam tangan sendiri? Paul Kim membayangkan sebuah desain dengan temali berbahan kulit yang fleksibel antara formal dan kasual, serta sentuhan warna hijau di bagian dial, menjadi warna yang ia pilih untuk mewakili kedekatannya dengan para penggemar.

Melalui konser Sincerely yours di Jakarta, Paul Kim tidak hanya menghadirkan lantunan lagu-lagu yang sarat emosi, tetapi juga membangun kehangatan yang terasa dekat di hati para penggemarnya. Dengan susunan daftar yang mengalir dari lagu-lagu hit hingga karya-karya terbaru, ia berhasil mengubah malam itu menjadi sebuah perjalanan perasaan yang intim dan tak terlupakan.

Salah satu momen menarik terjadi saat Paul Kim menyapa penonton dalam bahasa Indonesia sederhana, menciptakan suasana yang semakin akrab di dalam teater. Sebuah malam yang membuktikan bahwa musik, layaknya waktu, dapat melintasi batas, menyentuh, dan meninggalkan jejak kenangan yang abadi.

 

Penulis: Billy Saputra

Share via
Copy link
Powered by Social Snap
×