THE OSCARS OF WATCHMAKING
Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) telah meraih reputasi yang luar biasa, dan Raymond Loretan memiliki banyak rencana ke depan, termasuk hadir di Indonesia
Raymond Loretan
Presiden GPHG
Hanya dalam dua dekade, ajang penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) telah meraih reputasi yang luar biasa dan sering disebut sebagai “Oscar dalam Pembuatan Jam Tangan.” Beberapa jam sebelum ajang penyerahan penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG) 2024 di Jenewa, Collector’s Guide-WATCHES Indonesia diberi berkesempatan untuk mewawancarai Raymond Loretan, Presiden Grand Prix d’Horlogerie de Genève (GPHG). Penghargaan yang kini telah memasuki edisi ke-24 ini tidak hanya berhasil membantu mempromosikan bentuk seni pembuatan jam tangan berkualitas, tetapi juga menjadi ajang yang fantastis bagi merek-merek baru untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan.
Dalam wawancara yang berlangsung di museum seni di Musée Rath, Jenewa ini, Raymond berbincang tentang banyak hal, termasuk bagaimana perspektifnya tentang masa depan seni pembuatan jam tangan, dan seberapa penting negara-negara di Asia dalam lanskap jam tangan mewah global. Selain itu ia juga menceritakan hal-hal baru di ajang GPHG kali ini, proses seleksi GPHG yang ketat, dan alasan di balik penyertaan negara Asia sebagai tujuan terbaru dalam tur pameran penghargaan bergengsi tersebut. Sebagai mantan diplomat yang kemudian menjabat pimpinan yayasan GPHG selama bertahun-tahun, Raymond mengaku bahwa ia menerima jabatan tersebut karena ia mengenal dengan baik Carlo Lamprecht, yang merupakan tokoh bersejarah GPHG, “Dia yang meyakinkan saya untuk mengambil alih. Berdasarkan apa yang telah diciptakan Carlo, saya pikir idenya adalah untuk memperkuat dan mengembangkan eksposur internasional GPHG. Ini adalah proyek promosi yang luar biasa untuk sektor industri dan budaya kita yang luar biasa. dan sebagai mantan Duta Besar Swiss, ia telah memiliki latar belakang internasional yang mumpuni. Dan selama penugasannya di Singapura, ia menjadi lebih dekat dengan dunia jam tangan, “Saya selalu memiliki banyak minat pada jam tangan, dan sejak pengangkatan saya di yayasan GPHG, saya telah bertemu dengan banyak orang yang awalnya saya temui di Singapura.”
Tahun ini GPHG menyelenggarakan tur di beberapa begara, termasuk Vietnam. Ia berharap industri jam tangan dan komunitas kolektor di mana pun, termasuk negara lainnya di Asia, akan menanggapi ajang penghargaan ini dengan antusias, “Ini adalah pameran unik dan bergengsi yang memamerkan jam tangan terbaik tahun ini. Saya yakin ini akan menjadi tonggak sejarah untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap pembuatan jam tangan berkualitas di Vietnam maupun negara lainnya di Asia. Dengan menghadirkan beragam jam tangan berkaliber tinggi, pameran ini akan menginspirasi dan mendidik para kolektor dan penggemar, serta menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dengan komunitas pembuat jam tangan global. Saya yakin pameran ini akan merangsang minat dalam mengoleksi jam tangan dan berpotensi memacu pertumbuhan merek dan peritel jam tangan lokal.
Setelah Vietnam, apakah ada rencana untuk mengadakan tur pameran penghargaan bergengsi ini ke Indonesia?
Tentu saja, Indonesia memiliki banyak penggemar dan kolektor jam tangan, dan sebetulnya, setiap kali kami memperkenalkan pameran kami ke lokasi baru, hal ini akan merangsang pasar lokal. Kunjungan kami ke India misalnya, terbukti telah membantu mempromosikan pasar kerja industri jam tangan di sana, bukan hanya penjualan. Jika aktivitas ini menstimulasi bisnis, ini adalah hasil yang baik, dan merupakan bagian dari misi kami.
Masih banyak yang ingin mengetahui bagaimana proses seleksi para pemenang dan sistem pemungutan suara. Bisa dijelaskan sedikit?
Proses seleksi dimulai dengan ajakan kepada merek untuk berpartisipasi dalam GHPG. Setiap tahun, 90 jam tangan dari seluruh dunia, yang mencakup 15 kategori, akan dinominasikan oleh Akademi selama putaran pertama pemungutan suara musim panas ini, mengikuti prinsip universalitas. Praseleksi (90 jam tangan dan arloji) ini dilakukan oleh Akademi, yang memberikan suara secara daring. Daftar nominasi akan diumumkan pada akhir Agustus. Seleksi akhir akan dilakukan selama putaran kedua pemungutan suara, dengan pemungutan suara Akademi melalui platform digital dan pertemuan Juri secara langsung di Jenewa. Kemudian, 30 anggota Juri memilih jam tangan pemenang. Juri ini berkumpul di bawah pengawasan notaris beberapa hari sebelum Upacara.
Kami akan mengumumkan hasilnya pada hari Upacara. Di tahun 2020, kami mendirikan Akademi GPHG yang menandai perubahan paradigma dalam pendekatan kami. Akademi yang kini beranggotakan hampir 1.000 orang dari seluruh dunia ini menjadi bukti bahwa proses seleksi kami sepenuhnya independen, netral, dan tidak memihak, anggota Akademi juga memberikan suara, mewakili 30% suara akhir (70% untuk Juri). Sebelumnya, juri hanya terdiri dari 30 orang yang dipilih oleh ketua juri. Kini, para akademisi, termasuk anggota juri akhir, semuanya berpartisipasi dalam semua tahapan proses seleksi. Proses ini sangat teliti, diterima, dan dihormati oleh merek-merek. Jam tangan diusulkan oleh para akademisi, tetapi keputusan akhir untuk memasukkan jam tangan yang diusulkan ke dalam kompetisi berada di tangan merek-merek. Entri-entri ini selanjutnya dievaluasi oleh para akademisi, sebuah kelompok yang mencakup pembuat jam, desainer, jurnalis, dan kolektor, dan lain-lain.
Apakah jam-jam tersebut hanya diciptakan khusus untuk ajang penghargaan ini? Ada kriteria tertentu?
Tentu terdapat kriteria tertentu untuk menentukan pemenangnya, seperti inovasi, keahlian, estetika, dan kontribusi keseluruhan terhadap industri pembuatan jam tangan. Dan jam tangan yang memenuhi syarat harus tersedia secara komersial pada tahun kompetisi saat ini dan harus menunjukkan kualitas dan desain yang luar biasa. Tahun ini, kami memperkenalkan Penghargaan “Eco-innovation” (Inovasi Ramah Lingkungan) dengan penekanan pada keberlanjutan. Selain itu, kami mendorong semua merek untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini sebagai bentuk solidaritas dengan industri, seperti semangat Olimpiade, di mana pentingnya adalah berpartisipasi tanpa jaminan menang.