LOUIS VUITTON: HIGH WATCHMAKING SAVOIR-FAIRE AND CREATIVITY

Dengan kecakapan dan kreativitas pembuat jam yang mengagumkan, La Fabrique du Temps Louis Vuitton berhasil menggabungkan teknologi mutakhir dengan keahlian pembuatan jam tangan tradisional

Sejak pertama kali terjun ke dalam dunia pembuatan jam tangan mewah dengan komplikasi rumit dan canggih selama hampir dua dekade lamanya, Louis Vuitton secara progresif telah berhasil menunjukkan keseriusan dan kepiawaian mereka dalam industri ini, setelah pengambilalihan La Fabrique du Temps (LFDT), spesialis komplikasi di Jenewa yang dipimpin oleh duo pembuat jam yang legendaris, Michel Navas dan Enrico Barbasini. Dengan akuisisi tersebut, Louis Vuitton menggabungkan seluruh operasi pembuatan jamnya dan memindahkannya ke pabrik baru tersebut, sehingga pengembangan dan produksi mesin jam hingga pembuatan pelat jam seluruhnya berada di bawah satu atap. Tak heran jika kita bisa menyaksikan berbagai inovasi canggih dan mengagumkan dari koleksi High Watchmaking mereka, mulai dari teknik pembuatan jam hingga penggunaan bahan-bahan yang inovatif, dan para kolektor dan penggemar jam tangan di Jakarta sangat beruntung dapat menyaksikan langsung beberapa koleksi ikonik dan terbaru mereka yang dihadirkan pada karavan jam mewah pertama mereka di Jakarta, Indonesia. Berikut beberapa diantaranya.

Tambour Curve Flying Tourbillon Poinçon de Genève hadir terinspirasi oleh Tambour Collection yang ikonik namun dengan seluruh bagian jam diperbaharui, termasuk bagian luar casing yang terbuat dari Carbostratum® yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya, karena bahan komposit ini dikembangkan secara eksklusif untuk Louis Vuitton. Diproduksi dengan cara melapisi lebih dari 100 lembar karbon secara acak sehingga menghasilkan pola garis lengkung berbeda, membuat setiap case jam menjadi unik. Lalu lapisan gabungan tersebut dikompresi pada suhu yang terkontrol, setelah distabilkan, material yang sangat kaku ini kemudian digiling menggunakan mesin multidimensi. Lekukan lembut namun kuat membuat setiap model unik akan tercipta selama proses ini. Setelah selesai, lapisan karbon ini dipasangkan di atas dasar titanium grade 5, kemudian lug yang terbuat dari ekstrusi titanium mesin mikro dipasangkan pada casing untuk membuat tampilan akhir yang sempurna. Bentuk case berdiameter 46mm ini terinspirasi oleh strip Möbius, berbentuk memanjang dengan permukaan cembungnya tertutup lingkaran, yang membawa imajinasi seseorang pada perjalanan yang tidak pernah berakhir. Dengan desain futuristik, ringan, kerawang, bukan kerangka, dan dikendalikan oleh flying tourbillon, jam mewah ini pantas ditawarkan senilai USD 250,000 (sekitar IDR3,5 milyar), cocok bagi mereka yang menginginkan jam tangan kontemporer, ultra-high end, dapat diunggulkan dan memiliki tampilan yang sporty.

 

Poinçon de Genève

Khusus tentang sertifikasi khusus ini, yang merupakan bukti keunggulan pembuatan jam tangan, Louis Vuitton ini telah menyandang segel Geneva Seal (Poinçon de Genève) yang bergengsi. Sampai saat ini, hanya beberapa merek jam yang telah disertifikasi Poinçon de Genève termasuk Cartier, Chopard, Roger Dubuis, Vacheron Constantin dan Louis Vuitton. Belum pernah terlihat sebelumnya untuk rumah mode Prancis yang mendapatkan ciri khas Jenewa.

Dan kriteria pertama untuk mendapatkan ciri khas ini adalah 100% berbasis di Jenewa, tetapi yang terpenting, itu berarti bahwa setiap komponen harus diselesaikan dengan tangan. Dianggap sebagai sertifikasi asal paling bergengsi, pengerjaan indah, dan keandalan, Poinçon de Genève memang menuntut kesempurnaan. Setiap bagian dan komponen tetap dari mesin jam ini dengan hati-hati ditempatkan oleh tangan para ahli di la Fabrique du Temps Louis Vuitton. Mesin jam ini membutuhkan lebih dari 120 jam kerja untuk mencapai tingkat keunggulan teknis ini.

 

Louis Vuitton Tambour Spin Time Air

Pada konvensi pembuatan jam klasik dinyatakan bahwa sebuah arloji harus memiliki minimal dua jarum, untuk menujukkan waktu. Namun jika Anda perhatikan dengan jeli, komplikasi khas Louis Vuitton, Tambour Spin Time justru hanya memiliki 1 jarum jam dan menunjukkan waktu dengan menggunakan kubus-kubus yang berputar, sistem kerumitan mesin jam yang merupakan kontribusi paling awal LFDT untuk Louis Vuitton. Tambour Spin Time menjadi jam tangan Jumping Hour yang paling modern, mengejutkan kalangan pembuat jam sepuluh tahun yang lalu ketika memperkenalkan cara yang baru untuk membaca waktu.

Tambour Spin Time menggunakan dua belas kubus yang berputar untuk menampilkan jam, dan setiap 60 menit, dua di antaranya berputar seketika. Oleh karena itu, jam tersebut diakhiri dengan sebuah kubus yang menunjukkan sisi netralnya, membuka jalan untuk satu jam berikutnya, yang ditampilkan oleh kubus lain yang menunjukkan sisi pembeda. Meskipun teknisnya rumit, konsep inovatif yang tak tertandingi ini memberikan cara yang menyenangkan untuk membaca waktu berkat kaliber eksklusif dan dipatenkan yang dikembangkan pada tahun 2009. Mesin jam  berpemutar otomatis yang unik itu telah berevolusi tahun ini berkat bakat dari pembuat jam tangan ahli di La Fabrique du Temps Louis Vuitton, dengan kaliber LV88 baru yang menawarkan cadangan daya 35 jam. Pada koleksi Spin Time “Air”, prinsipnya tetap sama, tetapi kaliber baru ini lebih halus, dan kubus yang menampilkan waktu seolah melayang di udara. Unsur “Air” (udara) pada desainnya berasal dari ruang kosong yang mengelilingi setiap kubus. Ini adalah visual yang sangat sulit untuk dicapai dari sudut pandang teknis, dan proses halus mesin jam tangan harus benar-benar tepat, karena penyimpangan sekecil apa pun dari kesempurnaan akan membuat seluruh tampilan “dial” ini rusak. Bentuk casing LV yang paling dapat dikenali dengan sisi casing yang tebal dan membulat, dan sistem tali jam yang dipatenkan membuat jam tangan dari emas putih yang berdiameter 42,5mm ini terlihat mencolok di pergelangan tangan.


Pada karavan jam tangan Louis Vuitton yang eksklusif di Jakarta beberapa waktu lalu, terdapat beberapa koleksi yang dihadirkan, yaitu Tambour Spin Time Air – Japan Edition, Tambour Spin Time Air Fully Paved (42.5mm), Escale Spin Time Fully Paved (41mm), Voyager Flying Tourbillon Poicon De Geneve, hingga Acte V The Escape – Newport Watch. Yang unik adalah varian terbaru dari lini Spin Time dengan Spin Time Air Japan Limited Edition yang mengambil inspirasi dari budaya Jepang. Terdiri dari model jam tangan pria dan wanita, dalam diameter 42,5mm yang masing-masing didekorasi dengan motif khas Jepang. Dial jamnya sangat unik, untuk versi jam tangan pria menampilkan seikaiha (secara harfiah berarti “gelombang laut biru”), yaitu motif yang berusia berabad-abad dan sering ditemui di Jepang. Versi jam tangan wanitanya terlihat mewah dengan penggunaan batu mulia yang berlimpah untuk membuat dial jam yang terinspirasi oleh empat musim. Setiap musim diwakili oleh motif yang menggabungkan monogram Louis Vuitton, yaitu sakura untuk musim semi, kunang-kunang untuk musim panas, daun maple untuk musim gugur, dan kepingan salju untuk musim dingin. Secara keseluruhan, case bertatahkan 108 safir total 1,33 karat dan enam tsavorite dengan berat 0,46 karat, dan terdapat 142 berlian putih di pelat jam dan dan lug. Versi jam tangan pria menunjukkan jam saat ini dengan kubus berwajah biru, sedangkan versi jam wanita menunjukkan waktu berdasarkan permukaan batu permata dari setiap kubus.

Simak liputan lengkapnya di CGW Indonesia Edisi 16/2021.

 

 

Share via
Copy link
Powered by Social Snap