Exciting Roots

Merayakan ulang tahun ke-140, Seiko menciptakan kembali jam ikonis dari masa lalu dengan sentuhan teknologi masa kini.

Merek jam asal Jepang, Seiko memiliki sejarah yang panjang selama 140 tahun dan telah menciptakan berbagai macam jam tangan yang populer di kalangan para penggemarnya. Untuk merayakan momen yang spesial, koleksi Seiko Prospex tahun ini melahirkan kembali dan juga menciptakan kembali jam-jamnya yang terkenal di masa lalu.

Ada dua pendekatan yang dipakai oleh Seiko untuk melahirkan koleksi terbaru ini, yaitu reinterpretasi modern dengan membawa ruh jam terdahulu namun memperbaharuinya untuk dunia modern, serta pendekatan penciptaan ulang yaitu mereplikasi desain jam terdahulu semirip mungkin namun menyempurnakannya dengan teknologi terkini. Dengan kedua pendekatan itu, terlahir beberapa koleksi yang menjadi daya tarik utama dari berbagai macam jam baru di koleksi Seiko untuk tahun 2021. Yang pertama adalah penciptaan ulang Seiko Alpinist berdasarkan model pertamanya yang diluncurkan tahun 1959, yaitu Seiko SJE085 dan juga sebuah reinterpretasi dari jam diver yang terkenal di tahun 1970 serta terinspirasi dari petualang terkenal Jepang, Seiko SLA049.

“Koleksi terbaru ini adalah tentang sebuah peninggalan dan evolusi, untuk mencapainya kita perlu memikirkan secara mendalam tentang apa yang akan diwariskan dan meneruskannya ke masa depan,” ungkap Takumi Kishino, Seiko Prospex Design Director. Proses pembuatan desain koleksi terbaru ini pun tidak semudah yang dibayangkan dan membutuhkan riset yang mendalam oleh Takumi. Dimana ia harus mempelajari arsip-arsip yang memuat informasi jam terdahulu untuk mengetahui karakteristik jamnya. Ini pun ternyata tidak mudah karena ada kesulitan dalam membandingkan jam di desain dan yang aktual karena ada sedikit perbedaan.

“Tiap filosofi desain punya fungsi tersendiri, Re-creation atau penciptaan ulang adalah untuk menyebarkan sejarah Seiko di dunia modern kepada publik, kami menganggap sejarah bukanlah sesuatu dari masa lalu tetapi sesuatu untuk diwariskan kepada generasi masa depan,” ujar Takumi.

Untuk Takumi, jam yang paling berkesan dari koleksi terbaru ini adalah Seiko SJE085 yang merupakan penciptaan ulang dari jam sport Seiko pertama, yaitu Seiko Alpinisit yang diluncurkan tahun 1959. “Sejarahnya sangat menarik, desainnya simpel namun sangat kuat,” ungkap Takumi. Namun ketika diriset, yang tersisa di arsip Seiko hanya foto hitam putih jam tersebut ketika diluncurkan, sehingga sulit mengetahui bentuk aslinya. Takumi pun mencari dokumentasi-dokumentasi lain dan mempelajarinya, selain itu sangat sukar mencari tahu desain aslinya bahkan ketika mendapatkan jamnya, karena kebanyakan telah di poles ulang atau rusak. Ia pun akhirnya sampai membuat sebuah model 3 dimensi berdasarkan hasil pengamatannya, dan membuat beberapa penyesuaian agar mendapatkan hasil akhir yang diharapkan.

Hasilnya Seiko SJE085 yang sekilas sangat serupa dengan Alpinist pertama, namun jam terbaru ini dilahirkan dengan mesin jam automatic yang praktis dan tampilan tanggal hanya dengan tambahan ketebalan sebanyak 1 mm. Kaca jamnya pun sekarang sudah menggunakan kaca safir yang lebih tahan goresan dan memiliki lapisan untuk menghilangkan pantulan. Jam tangan ini ditenagai oleh Calibre 6L35 slimline yang memiliki cadangan daya selama 45 jam. Seiko SJE085 akan tersedia sebagai edisi terbatas 1.959 buah saja di butik-butik Seiko dan mitra ritel terpilih di seluruh dunia pada Agustus 2021.

Dan tidak kalah spesial adalah jam Seiko SLA029 yang diciptakan sebagai pengenang akan seorang petualang tersohor Jepang yang telah mendaki gunung tertinggi di semua kontinen, Naomi Uemura yang lahir 80 tahun lalu. Jam yang menjadi inspirasi adalah interpretasi ulang dari jam diver di tahun 1970, yang juga dipakai oleh Naomi ketika menyeberangi Greenland ke Alaska sendirian pada tahun 1974 sampai 1976.

Jam terbaru ini menonjolkan desain yang mirip dengan jam orisinalnya, namun dengan tambahan beberapa sentuhan modern. Bezel dan dial jamnya berwarna biru, tidak seperti orisinalnya yang berwarna abu-abu. Ini untuk mewakili birunya langit yang dilihat Naomi ketika berada di puncak gunung.

“Kita menambahkan mirror finish di jam terbaru ini, kami pikir penciptaan ulang jam legendaris ini membuatnya bisa menarik untuk lebih banyak orang dengan fungsionalitas dan estetika untuk banyak kegiatan sehari-hari,” kata Takumi.

Salah satu detil yang menarik adalah tambahan garis polish di sisi case jam, yang membuatnya terlihat lebih sophisticated dan berbeda dengan jam pendahulunya. Membuatnya lebih terlihat premium adalah dial jamnya yang sekarang telah menggunakan pressed dial, permukaannya juga memiliki pola kasar yang mencerminkan permukaan gunung berbatu yang sangat disukai oleh Naomi.

Simak liputan lengkapnya di CGW Indonesia Edisi 16/2021.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap