TIME AND ART ENTWINED
Meleburkan batas antara seni kontemporer dan Haute Horlogerie, Audemars Piguet hadir dengan kolaborasi terbarunya yang unik
Dalam dunia seni kontemporer, karya Kaws dewasa ini dikenal melambangkan aksi eksperimen visual yang selalu menantang norma. Dari patung monumental gigantik, hingga objek vinyl ikonis, karakter Companion adalah representasi utama dari visi artistik Kaws, yang memadukan elemen budaya populer dengan kritik sosial dan emosi manusia.
Kini, Audemars Piguet, sebuah jenama kenamaan Haute Horlogerie, menghadirkan kolaborasi menawan dengan sang seniman melalui Royal Oak Concept Tourbillon “Companion” edisi terbatas. Jam tangan berdiameter 43mm ini tidak sekadar menunjukkan waktu, tetapi juga meredefinisi bagaimana kita memandang seni dan teknik cipta tingkat tinggi dalam sebuah objek yang fungsional.
Kolaborasi ini mengeksplorasi dimensi baru dengan menempatkan figur Companion di tengah-tengah desain jam tangan. Sosok miniatur dalam titanium tersebut melongok dari balik kristal safir, menciptakan interaksi visual yang seolah-olah karakter ini sedang mengamati pemiliknya.
Detail seperti mata berbentuk “X” yang diisi lapisan lacquer abu-abu, hingga dada yang “terbuka” untuk memamerkan komplikasi tourbillon, memberikan dimensi istimewa pada jam tangan ini.
Dengan penggunaan sistem tampilan waktu periferal yang inovatif, Audemars Piguet memindahkan jarum jam dan menit ke lingkaran tepi dial-nya, memberikan ruang penuh kepada karakter untuk bersinar.
“Sebagai bagian dari kolaborasi ini, kami telah melampaui batas kami dalam hal teknologi pembuatan jam tangan untuk menciptakan suasana yang spektakuler dengan karakter di bagian tengah, dikelilingi oleh sistem tampilan jam dan menit baru yang ditempatkan di pinggiran mesin jam,” ungkap Lucas Raggi, Direktur Penelitian dan Pengembangan jam Audemars Piguet.
Material yang digunakan mencerminkan nilai seni Kaws sekaligus keahlian Audemars Piguet. Titanium menjadi kanvas utama, dari dial hingga case multifaset. Tekstur berlapis hasil sandblasting dan satin–brushing memunculkan permainan cahaya yang dinamis, selaras dengan estetika futuristik Royal Oak Concept.
Di bagian belakang, logo Kaws lengkap dengan tanda “X” khasnya terukir di frame safir, menegaskan eksklusivitas jam tangan ini yang hanya tersedia dalam 250 unit.
“Bekerja sama dengan Audemars Piguet selama dua tahun terakhir untuk mewujudkan proyek ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Saya merasa dunia pembuatan jam tangan sangat menarik, dan para perajin di Audemars Piguet benar-benar luar biasa dalam keahlian mereka.
Saya merasa terhormat jam tangan saya dimasukkan dalam katalog perusahaan, yang mencakup lebih dari seratus tahun keunggulan pembuatan jam tangan,” ungkap sang perupa Kaws, Brian Donnelly.
Tidak hanya sebuah objek seni, jam tangan ini juga menampilkan kecanggihan teknis melalui Calibre 2979. Mesin manual ini menggunakan tourbillon untuk meminimalkan efek gravitasi terhadap presisi, sementara sistem roda gigi periferal memungkinkan pembacaan waktu yang tetap efisien tanpa mengorbankan estetika. Dalam gelap, luminescence biru dari jarum titanium dan penanda waktu memberikan pengalaman visual yang menawan, menambah dimensi hidup pada karya ini.
Di balik kolaborasi ini, terselip cerita tentang nilai-nilai yang sama antara Audemars Piguet dan Kaws: keberanian untuk menantang batas. Sama seperti Kaws yang mengubah dunia seni dengan karya-karya intervensi ikonisnya, Audemars Piguet meredefinisi Haute Horlogerie dengan mengintegrasikan budaya pop tanpa mengurangi nilai craftsmanship. Kedua entitas ini, meskipun berbeda disiplin, menemukan keselarasan dalam filosofi yang membangkitkan rasa ingin tahu dan mengundang audiens untuk berpikir di luar kebiasaan.
Royal Oak Concept Tourbillon tidak hanya menjadi simbol inovasi teknis yang dipadukan dengan karya seni visual, melainkan juga sebagai pengingat bahwa ekspresi seni sejati selalu dapat menghubungkan manusia dengan rasa keingintahuan lebih dalam.
Lewat kolaborasi ini, kita tidak hanya melihat waktu yang terus berjalan, tetapi juga sebuah cerita tentang bagaimana kreativitas mampu memberikan perspektif terhadap nilai dimensi. Mempertemukan objek konvensional dengan karya tidak biasa, dan mengajak kita untuk kembali memandang dunia melalui perwujudan kreasi baru dengan lensa pemahaman tersebut.
Penulis: Billy Saputra