ENDURING SPIRIT
Merek jam tertua kedua di dunia, Favre Leuba hadir kembali di industri jam tangan dengan memperkenalkan berbagai koleksi baru yang menarik
Favre Leuba adalah merek jam Swiss tertua kedua di dunia, yang kini hadir kembali dan menggebrak dunia jam tangan dengan merilis 22 varian jam tangan sekaligus dalam tiga koleksi terbarunya, Chief, Deep Blue dan Sea Sky. Ketiga koleksi jam ini didesain ulang oleh desainer Antoine Tschumi dan Laurent Auberson.
Menggabungkan desain dan mesin jam yang baru, jajaran produk ini adalah upaya pertama transformasi mendalam dari sebuah merek legendaris. Harga jam tangan dikoleksi terbaru dari Favre Leuba juga cukup kompetitif, mulai dari sekitar 2,000 sampai 4,000 Swiss Franc atau sekitar Rp 35 juta sampai Rp 70 jutaan.
Favre Leuba lahir di tahun 1737 yang menjadikannya merek jam tertua kedua, hanya dua tahun setelah Blancpain. Didirikan oleh ahli pembuat jam Abraham Favre di Le Locle, pegunungan Neuchâtel, merek ini sekarang berkantor pusat di Grenchen, di wilayah Solothurn.
Favre Leuba saat ini sedang membangun fasilitas pembuatan jam dan museum yang akan selesai didirikan dalam beberapa bulan mendatang. “Favre Leuba bukan sekadar merek jam tangan; ini adalah simbol ketangguhan dan inovasi bagi seluruh industri pembuatan jam tangan. Kami menghormati masa lalu dan warisan kolektif kami sambil merangkul masa depan, menciptakan jam tangan yang mewujudkan semangat kepeloporan para pendiri kami,” ujar Patrik Hoffmann, CEO Favre Leuba.
“Peluncuran kembali Favre Leuba menandai transformasi yang luar biasa. Dengan tim ahli berpengalaman dan visi strategis yang ambisius, kami bertekad untuk mengembalikan merek legendaris ini ke tempat yang selayaknya dalam lanskap pembuatan jam tangan global. Di Geneva Watch Days ini, kami menampilkan 22 referensi di tiga koleksi dengan tiga msin jam yang tahun ini dibuat dengan La Joux-Perret. Tahun 2025, kami akan memperkenalkan Tourbillon di salah satu lini, dengan Chronode.
Pendekatan kami adalah revival dan renaissance: Revival berarti bahwa produk sekitar 80% sesuai dengan model asli dalam hal desain atau ukuran. Renaissance berarti sekitar 40% dari desain asli telah dipertahankan,” lanjutnya.
Patrik yang dipilih untuk memimpin kembalinya Favre Leuba adalah seorang yang sangat berpengalaman di dunia jam tangan mewah, sebelumnya ia adalah CEO Ulysse Nardin dan telah membantu mengembangkan merek tersebut selama hampir dua dekade.
Kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk mengembalikan Favre Leuba ke masa jaya, karena setelah krisis quartz pada tahun 80an, keluarga pendiri menjual merek ini dan pemilik baru silih berganti berupaya mengembalikan kejayaannya.
Dari ketiga koleksi terbarunya, koleksi Chief Chronograph menggabungkan desain khas tahun 70-an dengan estetika sporty modern. Casing ‘cushion’ vintage menampilkan dial sunburst dalam tiga warna (biru, biru tua, dan hitam) dan dua sub-dial untuk pembacaan presisi. Casing 41mm dari baja 316L kedap air hingga 100 meter, dengan kaca belakang safir dan simbol jam pasir khas Favre Leuba. Ditenagai mesin chronograph La Joux-Perret L113 dengan cadangan daya 60 jam, koleksi ini menonjolkan finishing berkualitas tinggi.
Chief Chronograph tersedia di harga sekitar Rp 70 jutaan. Demi merayakan ulang tahun ke-60 untuk lini Deep Blue (1964-2024), Favre Leuba meluncurkan model ikoniknya, Deep Blue Revival, yang setia pada desain asli dan ukuran 39mm. Jam ini menampilkan dial abu-abu dengan finishing sunray dan indeks berbentuk baton, serta jendela tanggal bulat di posisi 4:30 yang mencerminkan desain di tahun 1964. Kedap air mencapai 300 meter, lebih dari model tahun 60-an, dengan bezel yang dapat diputar unidirectional. Ditenagai oleh mesin jam otomatis G100 dari La Joux-Perret, jam ini memiliki cadangan daya 68 jam.
Casing baru menggunakan kristal safir untuk ketahanan yang lebih baik, dengan detail yang terinspirasi dari desain vintage. Koleksi yang ketiga, Sea Sky Chronograph mencerminkan keunggulan jam tangan Swiss dengan presisi dan kualitas luar biasa.
Jam tangan ini hadir dalam casing 40mm dari baja 316L, menggunakan mesin jam chronograph otomatis La Joux-Perret L112 dengan cadangan daya 60 jam yang bisa terlihat melalui bagian belakang casing safir yang dihias dengan finishing mewah. Tersedia dalam dial hitam, biru, atau coklat sunburst, setiap model dilengkapi tiga counter putih. Jam ini kedap air hingga kedalaman 100 meter dan dilengkapi dengan tali jam kulit yang mudah diganti.
Penulis: Yessar Rosendar