MECHANICAL WITCHCRAFT

Roger Dubuis kembali mewujudkan desain jam tangan yang berjalan di antara dimensi legenda dan keahlian teknis melalui lansiran terbaru

Tampilan Roger Dubuis Knights of the Round Table: The Enchanter Merlin (RDDBEX1117) ini terasa seperti dongeng Arthurian yang hidup di pergelangan tangan, mengusung kisah yang lebih dari sekadar instrumen penunjuk waktu. Narasinya berangkat dari cerita tentang kekuatan, perlindungan, dan rasa cinta yang bersumber dari era kerajaan di masa lampau. Mitos ini kemudian dituangkan ke dalam konstruksi teknis dan artistik sebuah haute horlogerie. Jam tangan yang sarat akan kilau ini merupakan kelanjutan dari Tale of Merlin yang sudah dimulai sejak edisi perdananya tahun lalu dengan inti narasi pada kisah Raja Arthur, Penyihir Merlin, dan Lady of the Lake.

Daya tarik jam The Enchanter Merlin ini ada pada legenda Istana Kristal di sebuah danau yang diciptakan secara magis oleh Merlin untuk melindungi Lady of the Lake dari pandangan dunia. Ilusi danau tersebut begitu sempurna sehingga istana itu tak dapat terlihat oleh siapa pun yang mencarinya. Di dalam tempat perlindungan istana, Lady of the Lake dijaga agar tetap aman dari bahaya. Roger Dubuis kemudian mengangkat kisah ini untuk mencerminkan kekuatan pengabdian dan menghormati mereka yang bersedia melakukan apa pun demi melindungi orang yang mereka cintai.

Roger Dubuis menafsirkan visi dari cerita Merlin lewat tampilan tiga dimensi yang terdiri dari berbagai unsur. Dalam bidang plat dasar berbahan pink gold 18 karat, terdapat 56 kolom kecil berbentuk heksagonal yang hadir dalam berbagai material — 9 kolom dari kaca bergaya Murano, 19 kolom dari enamel putih polesan mengilap, 10 kolom enamel putih matte, 9 dari bahan emas berlapis rodium, dan 9 kolom dari bahan pink gold 18 karat mengilap. Berbagai kolom ini diatur dalam ketinggian yang bervariasi sehingga menciptakan lanskap yang dramatis dan kontras. Kesembilan kolom emas berlapis rodium turut menampilkan berlian heksagonal yang ditempatkan di bagian atasnya.

Jenis berlian potongan maskulin ini uniknya tidak dibuat membulat di bagian bawah, namun dibentuk untuk memastikan tepinya yang khas terlihat dari tiap sudut, dan mempunyai pantulan yang maksimal. Untuk pertama kalinya Roger Dubuis menggunakan teknik invisible setting, dengan menjepitkan tiap berlian ke dalam alur tersembunyi di bagian atas emas sehingga memastikan transisi dan tampilan mulus di antara dua material berharga tersebut. Pada bagian dasar dial tersemat lapisan kristal rutenium yang menambah tekstur dan pendar jam tangan ini. Rutenium adalah logam langka berwarna abu-abu dari golongan platinum yang terkenal karena kilaunya yang tinggi berwarna putih keperakan. Dalam cerita legenda tersebut, logam ini berfungsi seperti bubuk berlian halus yang mengisyaratkan tampilan danau yang tenang dan berkilauan.

Demi menambah esensi dari tema perlindungan, 12 kesatria Arthurian dalam pose yang beragam ditempatkan di sekitar dial menemani indeks, yang seolah melambangkan pengawasan terhadap Lady of the Lake. Semua prajurit tersebut berdiri di depan flange putih yang terbuat dari kaca Murano yang di beberapa sisinya terisi indeks dan merek Roger Dubuis dari bahan pink gold 18 karat. Figur kesatria ini dibuat melalui proses yang mendetail, dimulai dari sketsa dan prototipe resin dalam proporsi tepat kemudian ditransformasi ke dalam rupa tiga dimensi melalui pemindaian, hingga dibentuk ulang menggunakan bahan pink gold dengan sentuhan patina hitam melalui cetakan.

Hasil akhirnya berupa figur kesatria setinggi 6mm yang berbeda-beda. Jam tangan edisi terbatas sejumlah 28 buah ini dibuat di dalam casing 45mm pink gold 18 karat dengan ketebalan 16,87mm untuk memberi ruang elemen penyusun dial yang kompleks. Detail di bagian case dilengkapi dengan cincin kristal safir di bawah bezel agar kolom-kolom dan kesatria dapat dinikmati visualnya dari sisi miring. Sistem crown di bagian samping diberikan pelindung dengan gaya menyerupai gagang pedang yang mengambil referensi mitos pedang Raja Arthur.

Inti mekanis jam tangan ini dimotori oleh kaliber otomatis Monobalancier RD821 produksi in-house yang terdiri dari 172 komponen, berfrekuensi 4 Hz, dengan cadangan daya 48 jam. Mesin ini telah memenuhi standar Poinçon de Genève, yaitu sertifikasi paling dihormati dalam dunia haute horlogerie.

Lebih jauh lagi, lewat bagian belakangnya ditampilkan rotor skeleton 360°, yang pola visualnya terinspirasi dari jendela kaca patri kastil abad pertengahan. Tali jam tangan menggunakan kulit calf dengan sistem Quick Release dan gesper lipat tiga dari pink gold 18 karat, sehingga pemilik dapat menggantinya dengan mudah tanpa menggunakan alat.

Penulis: Ardhana Utama

Share via
Copy link
Powered by Social Snap
×