Islamic Calendar, Russian Style

Konstantin Chaykin menghubungkan inspirasi Timur dan Barat dalam jam meja “Al-Muqaddasi” dan “Lunar Hijra”

Pembuat jam asal Rusia ini menciptakan jam meja yang sangat unik dan eksklusif dan mengusung kecanggihan Kalender Muslim, salah satu penemuan paling awal dari Konstantin Chaykin, yang berulang kali digunakan olehnya dalam jam meja yang didedikasikan untuk para pemikir besar peradaban Islam, diantaranya adalah jam meja Al Muqaddasi dan Lunar Hijra.

Pembuatan jam meja Al-Muqaddasi terinspirasi dari sosok ahli geografi Arab Syams al-Dīn al-Muqaddasī, salah satu ilmuwan abad pertengahan pertama yang dalam karyanya mengembangkan geografi sebagai ilmu. Karya-karya Al-Muqaddasī didasarkan pada informasi yang dikumpulkannya selama perjalanannya, dalam sebuah jam berbentuk kotak dari perak dihiasi dengan miniatur enamel yang menggambarkan tempat suci utama dunia Muslim.

Ini adalah mesin jam yang unik dan para kolektor jam dapat mengagumi pemandangan pergerakan jam yang indah ini, dibuat berdasarkan kaliber TA.02-0, yang dikembangkan oleh Chaykin pada tahun 2007 untuk koleksi jam meja Ant Tourbillon dengan tourbillon, hanya beberapa buah jam meja dengan kalender Muslim yang dirilis berdasarkan kaliber ini.

Yang kedua adalah Hijra Luna, untuk karyanya ini, ia mengaku, “Salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam adalah relokasi Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah pada 622 M. Signifikansi religius acara ini bagi umat (Islam) tidak dapat dianggap remeh hingga hari ini. Ini menjadi titik awal kalender Muslim dan disebut hijrah.”

Penciptaan jam mekanis untuk negara-negara Muslim memang memiliki sejarah panjang dan oriental yang jelas, selama beberapa abad menggabungkan pembuat jam tangan terampil dari Eropa dan penguasa Kekaisaran Ottoman yang kuat. Tahun Hijriah dihitung menurut kalender lunar Islam dan bukan kalender matahari Julian atau Gregorian, dan orang Muslim menggunakan kalender lunar untuk menunjukkan tanggal-tanggal perayaan keagamaan yang perhitungannya dimulai dari Hijrah, yaitu perjalanan (hijra) Nabi Muhammad SAW dari kota Makkah ke kota Madinah di bulan Muharram, 622 Masehi. Maka dari itu, Tahun Baru Islam tidak dimulai pada 1 Januari 1 Masehi, melainkan pada hari pertama bulan Muharram, yang terjadi pada 622 Masehi.

Kata “hijra” sendiri berarti “pemukiman kembali”, yaitu saat Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya meninggalkan Mekah di bawah tekanan orang kafir, dan pergi ke Ethiopia yang bersahabat terhadap Muslim. Peristiwa ini dianggap umat Islam sebagai awal penciptaan peradaban Islam dan tahun pertama dari kalender resmi mereka, lunar Hijrah. Dan jika orang Romawi kuno yang mewariskan pada kita kalender matahari Julian, membangunnya atas dasar pergantian musim, maka penduduk Muslim Timur menetapkan hari pertama dari perubahan fase bulan.

Inilah yang diperintahkan Allah SWT melalui Rasul-Nya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui,” (Alquran, Surah Yunus, 10: 5).

Jadi, bulan sinodik bagi umat Islam dimulai segera setelah bulan baru dan berlangsung selama 29-30 hari, dan tahun terdiri dari 354-355 hari, tertinggal dan terus bergeser relatif terhadap urutan waktu Gregorian. Saat ini, banyak negara Muslim yang secara resmi hidup menurut kalender Gregorian, namun untuk menghormati penduduk di negara-negara Islam yang mengikuti kalender Gregorian dan kalender Hijriah, ahli pembuat jam asal Rusia ini memperhitungkan momen koeksistensi dua sistem kronologi ini dan secara brilian menggabungkan jam sebagai indikasi kalender lunar pada karyanya, jam meja Lunar Hijra dengan solar Gregorian. Pembuatan jam tingkat tinggi menekankan pada menit tourbillon, yang mengkompensasi kesalahan yang disebabkan oleh gravitasi.

Lunar Hijra adalah jam meja dengan mesin jam rumit, yang selain menunjukkan jam dan menit, juga menunjukkan tanggal dan bulan dari kalender Muslim dan Gregorian sekuler, hari dalam seminggu dan fase bulan. Selain itu, jam ini dilengkapi dengan tourbillon satu menit. Desain jam, dibuat untuk menghitung waktu sesuai dengan tradisi kronologi Islam, dikembangkan dengan mempertimbangkan tradisi Muslim.

Angka, hari dalam seminggu dan bulan ditulis dalam bahasa Arab, dapat dimengerti oleh kebanyakan Muslim di dunia, dan ornamennya menggunakan motif klasik dari mahakarya arsitektur Muslim. Konstantin Chaykin mempertahankan motif oriental tradisional dalam bentuk bulan sabit di ujung jarum detik dan huruf “Ottoman”, mengubah jam meja Lunar Hijra menjadi mihrab transparan yang megah. Jantung masjid, mihrab, diisi di sini dengan mekanisme unik dengan kalender Muslim yang dipatenkan, yang dikembangkan oleh Konstantin Chaykin.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap