A LUXURY IN PRECISION

L.U.C Quattro Spirit 25 – Straw Marquetry Edition adalah perpaduan antara keanggunan visual, kecanggihan teknis, dan nilai artistik

Dalam dunia horologi kelas atas, hanya sedikit kreasi yang mampu menyatukan keanggunan visual, kecanggihan teknis, dan nilai artistik dalam satu karya yang sempurna. Namun Chopard, dengan dedikasi selama seperempat abad melalui lini L.U.C, kembali membuktikan kapasitasnya lewat kehadiran L.U.C Quattro Spirit 25 – Straw Marquetry Edition. Diciptakan untuk merayakan 25 tahun berdirinya Chopard Manufacture, jam tangan edisi terbatas yang hanya dibuat delapan buah di dunia ini menjadi perwujudan dari inovasi tinggi yang berpadu dengan nilai warisan dan keahlian kerajinan tangan yang patut dilestarikan.

Dimotori mesin jam jumping-hour L.U.C 98.06-L, model berdiameter 40 mm dari emas merah 18 karat ini hadir dengan desain klasik koleksi L.U.C yang elegan dan bersih. Mekanisme jumping hour sendiri, di mana penunjuk jam melompat secara instan setiap satu jam penuh telah terlewatkan, telah lama menjadi impian para kolektor jam karena kerumitan dan daya tarik visualnya.

Dalam versi terbaru ini, Chopard menggabungkan inovasi tersebut dengan teknologi Quattro yang eksklusif, menghadirkan cadangan daya luar biasa hingga delapan hari. Empat barrel yang saling terhubung menyimpan energi hampir 2 meter pegas, memastikan distribusi daya yang stabil, konsisten, dan akurat dari waktu ke waktu. Hasilnya adalah arloji yang tak hanya menawan di luar, tetapi juga luar biasa presisi di dalam.

Namun, bukan hanya performa teknisnya yang mencuri perhatian. Untuk pertama kalinya dalam sejarah L.U.C, Chopard memperkenalkan teknik straw marquetry pada permukaan dial. Ini menjadikannya bukan sekadar penunjuk waktu, tetapi juga kanvas bagi keahlian artistik klasik.

Prosesnya berawal dari jerami gandum yang tumbuh di Burgundy, Prancis, yang dipilih secara khusus, kemudian diwarnai dalam gradasi hijau lembut, yang nantinya bakal menyatu sempurna dengan tali kulit aligator berwarna senada yang dijahit tangan. Setiap helai jerami dibelah dengan kuku, diratakan menggunakan tang, lalu dipotong dalam bentuk heksagonal kecil dengan pisau bedah, dan disusun satu per satu di atas dasar emas merah membentuk motif sarang lebah. Teknik dekorasi yang berasal dari abad ke-17 ini menuntut presisi dan kesabaran ekstrem, menjadikan setiap dial sebagai buah kerajinan tangan yang unik tiada duanya.

Motif sarang lebah ini dipilih bukan tanpa pertimbangan. Sejak 1996, simbol ini telah menjadi representasi visual dari semangat kolektif di balik Chopard Manufacture, yaitu kerja keras, kejujuran, dan harmoni. Sarang lebah mencerminkan filosofi di balik penciptaan setiap arloji L.U.C, sebuah kerja kolaboratif yang disatukan oleh dedikasi terhadap detail dan penghormatan terhadap tradisi.

Di bagian belakang, punggung case transparan memperlihatkan mesin jam manual yang tipis namun bertenaga, dihiasi dengan motif Côtes de Genève dan bevel mengilap. Detail teknis seperti balance spring dengan kurva terminal Phillips dan swan’s neck regulator tidak hanya menjamin performa kronometrik yang tinggi, tetapi juga memperindah tampilannya secara keseluruhan. Keakuratan mesin pun dapat disesuaikan dengan sangat presisi, memberikan pemiliknya pengalaman horologi tingkat tinggi. Belum lagi kemampuan kedap airnya yang hingga 50 meter, menambah nilai tersendiri dari model ini.

Tak mengherankan jika arloji ini dianugerahi sertifikat Poinçon de Genève yang bergengsi dan hanya diberikan kepada jam tangan dengan standar tertinggi dalam hal kualitas, estetika, dan proses pembuatan yang seluruhnya dilakukan di Jenewa.

Label ini menjadi jaminan bahwa L.U.C Quattro Spirit 25 bukan hanya memenuhi syarat teknis, tetapi juga menjunjung tinggi nilai warisan horologi klasik. Sejak memperkenalkan L.U.C 1860 pada 1997, Chopard telah menunjukkan komitmennya dalam menguasai seluruh proses pembuatan jam, dari desain hingga sertifikasi akhir.

Di tangan Karl-Friedrich Scheufele, manufaktur ini tidak hanya mempertahankan kualitas luar biasa, tetapi juga terus melestarikan kerajinan tangan artistik yang nyaris terlupakan. Dalam setiap arloji L.U.C Quattro Spirit 25, tersimpan semangat inovasi, warisan, dan keanggunan yang tak lekang oleh waktu. Ini bukan sekadar arloji, melainkan pernyataan tentang waktu, tentang seni, dan tentang pencapaian manusia yang mengusung presisi.

Penulis: Yohanna Yuni

Share via
Copy link
Powered by Social Snap
×