The Smiling Flower

Ketika jam tangan menjadi sebuah karya seni, hasil kolaborasi apik Hublot dengan Takashi Murakami

Meski Hublot sudah sering menggandeng seniman dan artis kontemporer untuk mendesain koleksi terbarunya, namun hanya beberapa yang patut mendapatkan perhatian khusus, salah satunya adalah The Classic Fusion Takashi Murakami All Black yang menampilkan kreasi seorang seniman kontemporer Jepang, Takashi Murakami.

Koleksi terbatas yang hanya diproduksi sejumlah 200 buah ini diperkenalkan di ajang LVMH Watch Week 2021 secara virtual oleh CEO Hublot, Ricardo Guadalupe, yang hadir dengan proyeksi holografik dari Swiss pada peluncuran di butik Hublot di Ginza,  Tokyo. Untuk kolaborasi pertamanya dengan seniman kontemporer Jepang ini, Hublot telah mendorong batas-batas penciptaan dengan mengembangkan dinamika baru pada tema lambang artistik Murakami, bunga Kaikai Kiki, yaitu bunga ikonik sang artis pop dengan wajah tersenyum (The Smiling Flower), namun dalam warna hitam pekat yang mendominasi dial arloji. Pada awalnya, sang artis Jepang tidak tertarik dalam membuat jam tangan untuk Hublot. “Itu adalah konsep yang saya tolak berkali-kali,” akunya dalam sebuah wawancara. “Saya pikir, ‘Saya sudah melakukan itu.’ Namun ketika saya mengunjungi pabrik Hublot di Swiss untuk pertama kalinya, saya menyadari sejauh mana pengetahuan tradisional, presisi, teknologi futuristik, dan keahlian semuanya terjalin dalam pembuatan jam tangan. Dan membawa seni saya ke dalam kreativitas para pembuat jam ini mewakili petualangan unik bagi saya.”

Menampilkan casing berbahan ceramic hitam bertatahkan berlian-berlian hitam dan tali karet warna senada, arloji ini memamerkan desain khas Murakami, motif bunga tersenyum pada dial jamnya. Kelopak bunga dan bagian muka seluruhnya bertatahkan berlian hitam, total 563 butir berlian pavé hitam, (12 kelopak bunga bertatahkan 456 berlian, dan bagian tengah dial bertatahkan 107 berlian brilliant-cut). Arloji berdiameter 45mm ini mengusung mesin jam kaliber Unico otomatis buatan Hublot dengan cadangan daya 72 jam. “Kami mendiskusikannya bersama dan dia berkata, ‘Saya ingin bunga hidup yang bergerak, yang memiliki energi.’ Dari situ kami memiliki ide untuk secara teknis membuat bunga seperti rotor,” kenang Ricardo Guadalupe, CEO Hublot. Bagian tengah bunga dipasang di atas kristal safir jam tangan. Kelopaknya ditempelkan pada beban berosilasi yang, pada gilirannya, melekat pada bantalan bola. Seperti rotor arloji, kelopaknya bergerak saat pemakainya menggerakkanya. Sebagai kolaborasi pertama antara Hublot dan seniman Jepang ini, Classic Fusion Takashi Murakami All Black ini diproduksi terbatas hanya 200 model dan dua buah koleksinya yang hadir di Jakarta pun sudah habis terjual.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap