Master Of Design

Emmanuel Gueit berhasil menciptakan berbagai desain ikonis di kariernya yang telah mencapai lebih dari tiga dekade

Jika Anda penyuka jam, maka pasti akan mengenali jam Audemars Piguet Royal Oak Offshore yang ikonik, dirilis hampir tiga dekade lalu dan berhasil mengangkat merek Audemars Piguet kepada generasi baru yang lebih muda. Namun mungkin Anda belum mengenal sosok yang bertanggung jawab mendesain jam tersebut dan banyak jam ikonik lainnya.

Ia adalah Emmanuel Gueit, seorang desainer ahli yang berpengalaman lebih dari 30 tahun di bidang desain jam tangan dan perhiasan, belasan di antaranya ia kerjakan secara independen untuk beberapa merek terbesar selain Audemars Piguet, termasuk Piaget, Rolex (Cellini Moonphase), Harry Winston, Hermès, Zenith dan Baume et Mercier. Pengalaman dan ‘savoir faire’ yang dimilikinya selama lebih dari tiga dekade telah didedikasikan untuk menciptakan desain beberapa jam tangan paling eksklusif, dari merek komersial besar hingga merek paling eksklusif dengan kemewahan elit. Pria yang selalu tampil stylish ini juga pendiri EG Studio yang menampung portofolio desainnya yang bervariasi, dari plastik hingga platinum. Ia mendesain untuk merek jam tangan atau perhiasan apa pun yang membutuhkan konsep produk baru atau penataan ulang dari desain yang sudah ada, dan meskipun pengalaman desainnya tampak termasyhur, hasratnya terletak pada penciptaan kepribadian baru menggunakan DNA dan modernitas yang ada. Collector’s Guide-WATCHES Indonesia berhasil mewawancarainya secara daring beberapa waktu lalu, dan berikut rangkumannya.

Emmanuel datang dari keluarga yang lekat dengan desain jam tangan, karena ia adalah anak dari Jean-Claude Gueit, seorang desainer jam tangan ternama yang membuat jam tangan perhiasan pertama untuk Piaget di tahun 60an. Masa kecilnya pun sangat menyenangkan, tumbuh besar di pedesaan Jenewa yang dikelilingi bunga dan hutan-hutan sembari melihat ayahnya mengerjakan desain jam. Ayahnya, bersama dengan Gerald Genta dan Gilbert Albert adalah bapak industri desain jam tangan dan ia tumbuh dengan dikelilingi jam tangan, perhiasan dan CEO yang datang ke rumahnya.

“Saya tumbuh di bisnis jam tangan, melihat keluarga Stern (pemilik Patek Philippe) datang ke rumah dan juga orang-orang dari Rolex. Melihat ayah saya mendesain jam tangan ketika kecil membuat saya memutuskan ingin menjadi seorang desainer jam,” ujar Emmanuel.

Di kariernya selama lebih dari tiga dekade, Emmanuel telah melalui banyak momen dan pengalaman yang telah membentuk dirinya menjadi desainer seperti saat ini. Baginya ada tiga mentor yang sangat berpengaruh pada kariernya selama ini. Yang pertama adalah tentu ayahnya sendiri yang merupakan pengaruh terkuat dalam desainnya. “Ayahku memberikan semuanya, keberanian untuk membuat desain dan menjadi berani, serta citra rasa untuk kemewahan yang baik karena semua memiliki citra rasa yang berbeda,” ungkapnya bangga.

Mentor kedua baginya adalah sosok Jacqueline Dimier, kepala desain di Audemars Piguet ketika Emmanuel baru mulai bekerja di sana pada akhir tahun 1986. Jacqueline mengajarkannya bagaimana desainer bisa bekerja untuk sebuah merek, bekerja sama dengan para supplier dan memproduksi jam berdasarkan sebuah purwarupa. “Jacqueline yang memberikan kesempatan bagiku bekerja dengannya dan sebuah manufaktur, ia merupakan seorang desainer yang sangat hebat,” kata Emmanuel.

Simak liputan lengkapnya di CGW Indonesia Edisi 16/2021.

Share via
Copy link
Powered by Social Snap